Ahmad Tohari: Bahasa Daerah Jangan Dilupakan
jateng.jpnn.com, BANYUMAS - Ahmad Tohari, sang sastrawan dan budayawan asal Banyumas, Jawa Tengah, mengatakan sangat diperlukan penguatan terhadap bahasa lokal atau daerah.
Pasalnya, dia menilai bahasa merupakan puncak budaya suatu masyarakat.
"Jadi, orang Banyumas puncak kebudayaannya adalah bahasa Banyumas, sehingga perlu sekali penguatan bahasa lokal ini supaya bisa terus dikembangkan dan bertahan sampai kapan pun," ujarnya seusai menyampaikan orasi budaya pada puncak acara Dies Natalis Ke-21 Institut Teknologi Telkom (ITT) Purwokert pada Minggu (28/5) malam.
Menurut dia, masyarakat juga jangan sampai lupa bahwa bahasa daerah atau lokal merupakan sumber dari bahasa nasional.
"Bahasa Indonesia mengambil kosakata-kosakata dari berbagai bahasa daerah," ungkapnya.
Pengarang novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk itu juga mengatakan kunci utama agar keberadaan bahasa daerah tetap lestari ada di rumah tangga atau keluarga dan sekolah.
"Saya selalu menganjurkan kepada ibu-ibu atau keluarga-keluarga muda supaya mau atau rela menggunakan bahasa Banyumas di dalam rumah. Itu akan menjaga anak-anak tetap bisa berbahasa ibu (bahasa daerah, red.) mereka," tegasnya.
Terkait dengan upaya mengajarkan anak belajar bahasa Indonesia, dia mengatakan hal itu secara otomatis akan diajarkan di sekolah.
"Bahkan sebetulnya dalam kebahasaan, ada istilah yang namanya trigatra bahasa," jelasnya.
Ahmad Tohari, sang sastrawan dan budayawan asal Banyumas, Jawa Tengah, mengatakan sangat diperlukan penguatan terhadap bahasa lokal atau daerah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News