Kisah dari Desa Gendayakan Wonogiri, Warga Bergotong Royong Mengatasi Krisis Air Bersih
Upaya menyediakan air bersih terus dilakukan warga dari tahun ke tahun. Mereka mencari luweng (sumur yang sangat dalam,red.) dan menemukan 11 luweng. Namun, hanya ada satu luweng bernama Goa Jomblang yang tidak bisa dimasuki.
"Kami hanya berlogika saja saat itu. Daerahnya rimbun mungkin juga teduh. Di situ mungkin ada air," ujar Heri.
Dikarenakan tidak memiliki peralatan, warga Desa Gendayakan meminta bantuan pada Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam GAPADRI dari Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) dan Padasuka (Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga). Hasil diskusi dengan kedua kelompok tersebut, warga harus segera keluar dari krisis air bersih ini.
"Akhirnya pada 2018 kami ketemu air. Namun, kami bingung bagaimana mengangkat air, karena biayanya tidak sedikit. Pastinya ini butuh biaya yang besar, karena harus menaikkan air dari kedalaman 180 meter," ungkap Heri.
Singkatnya, bertemulah 3 kelompok persaudaraan itu dengan Djarum Foundation. Pada 2019, gelontoran dana dari salah satu perusahaan terbesar di Indonesia itu dimanfaatkan untuk membuat instalasi pengangkatan air dari kedalaman 180 meter.
Selama 6 bulan bekerja merakit pompa air, pipa dan tempat tampungan air, kelompok persaudaraan itu mampu menyediakan air bersih untuk 720 warga di empat dusun, yakni Dusun Ngejring, Gendayakan, Blimbing dan Pucung. Meski demikian, pipa instalasi yang dibuat sering rusak akibat tertimpa tanah longsor.
Kemudian, pada 2023, warga Desa Gendayakan, Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam GAPADRI dari Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY), Padasuka (Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga) dan Djarum Foundation menginstal ulang instalasi tersebut guna mengoptimalkan pendistribusian air. Caranya dengan memperkokoh instalasi pompa, kelistrikan, dan proses pendistribusian air ke warga.
Pompa air yang sebelumnya hanya menggunakan 1 unit kini menjadi 3 unit pompa submersible, yakni 1 unit Grundfos dan 2 unit Franklin dari Jerman. Begitu pula dengan jenis pipa yang digunakan, yang semula pipa biasa diganti dengan pipa stainless steel agar tidak mudah pecah.
Krisis air bersih setiap tahunnya menyelimuti warga Desa Gendayakan Wonogiri. Maka, sejak 2019 warga semangat gotong royong untuk mengatasi krisis air bersih.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News