Kisah dari Desa Gendayakan Wonogiri, Warga Bergotong Royong Mengatasi Krisis Air Bersih

Selasa, 22 Agustus 2023 – 21:04 WIB
Kisah dari Desa Gendayakan Wonogiri, Warga Bergotong Royong Mengatasi Krisis Air Bersih - JPNN.com Jateng
Warga Desa Gendayakan, Wonogiri, sudah bisa tersenyum dengan adanya kerja persaudaraan antara warga dengan Djarum Foundation untuk bisa keluar dari masalah krisis air bersih. Foto: Romensy Augustino/JPNN.com

jateng.jpnn.com, WONOGIRI - Kerja persaudaraan warga Desa Gendayakan, Paranggupito, Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng) sediakan kebutuhan air bersih sudah dilakukan sejak 2019.

Pada 22 Agustus 2023 instalasi mesin yang dibuat sudah mampu menyediakan kebutuhan air bersih untuk 2.071 jiwa di 11 desa.

Sebelum 2019, kekurangan air bersih adalah permasalahan yang wajib dihadapi warga desa Gendayakan setiap tahunnya. Kontur yang sebagian besar adalah perbukitan berbatu gamping (karst) dan vegetasi berakar dangkal membuat air tidak tersimpan di dalam tanah, sehingga warga tak bisa menggali sumur untuk mengambil air bersih.

Akibatnya, warga hanya memiliki dua opsi untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama setahun, yakni membuat penampungan air saat musim hujan serta memanggul air sambil berjalan kaki sekitar empat jam pulang pergi ke Pacitan, Jawa Timur (Jatim), saat musim kemarau.

"Kondisi kekeringan ini sudah terjadi sejak saya kecil. Untuk mendapatkan air bersih warga hanya punya dua pilihan. Membuat penampungan air saat hujan atau saat musim kemarau panjang, warga harus memanggul air sambil berjalan kaki sekitar empat jam pulang pergi ke Pacitan, Jawa Timur, untuk mengambil 25 liter air bersih," ujar Kepala Desa Gendayakan Heri Sutopo saat ditemui, Selasa (22/08) siang.

Opsi lain Warga Desa Gendayakan memenuhi kebutuhan air bersih, yakni dengan membeli air ke penyedia jasa. Jika ditakar dengan harga air bersih saat ini, kocek yang harus mereka keluarkan sebesar Rp 150.000 dengan kapasitas 5 ribu liter. Harga melonjak antara Rp 170.000 hingga Rp 200.000 pada musim kemarau.

Para warga yang 80 persennya berprofesi sebagai petani harus putar otak mengelola uang mereka. Beberapa warga yang memiliki ternak, rela menukar kambing atau sapinya demi memenuhi kebutuhan air bersih. Menurut Heri, akibat fenomena yang terjadi, tingkat kesejahteraan warganya dari tahun ke tahun perlahan menurun.

“Lebih dari 80 persen warga kami menggantungkan hidup dari bertani, kalau gagal panen karena tidak ada air, otomatis mereka tidak memiliki penghasilan. Ada juga warga yang terpaksa menukarkan ternak peliharaan mereka seperti sapi demi mendapatkan air bersih, sehingga dengan kondisi seperti itu, secara perlahan kesejahteraan warga menurun,” ujar Heri menjelaskan.

Krisis air bersih setiap tahunnya menyelimuti warga Desa Gendayakan Wonogiri. Maka, sejak 2019 warga semangat gotong royong untuk mengatasi krisis air bersih.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News