Diduga Dianiaya Oknum Polisi, Warga Semarang Tewas dengan Luka Lebam
Sebelum meninggal dunia, korban mengatakan tidak terima, meminta keadilan setelah dihajar, dipukuli oleh oknum polisi yang berjumlah tiga sampai enam orang tersebut.
"Keluarga ini nerimo (menerima, red), ketika korban meninggal dunia, dikabarkan begitu saja. Pemukulannya di Semarang 21 September 2024. Meninggalnya 29 September 2024," katanya.
Antoni menjelaskan keluarga korban baru melaporkan pelaku ke Polda Jateng karena sebelumnya banyak pihak yang menawari jasa mediasi. Keluarga pun sempat melakukan mediasi dengan pelaku.
Namun, karena mediasi tak berujung baik, keluarga memutuskan melaporkan pelaku ke Polda Jateng. Keluarga sempat ditawari uang puluhan juta.
"Setelah kami melakukan investigasi, korban hanya dapat Rp 25 juta. Itu pun, karena ketidaktahuan diterima. Awalnya Rp 5 juta ditolak, kemudian Rp 25 juta itu diterima. Yang Rp 25 juta itu diberikan ke adiknya kemudian minta dikembalikan," katanya.
Pihaknya belum tahu makna uang tersebut. Hanya saja, pihak keluarga menganggapnya sebagai uang duka. Namun, uang yang sampai sekarang masih utuh tersebut akan dikembalikan kepada pelaku.
Poniyem, istri korban dengan nada lirih mengenang detik-detik sebelum sang suami pergi untuk selama-lamanya. Saat di IGD RS Permata Medika, korban dalam kondisi sesak napas.
"Tidak ngomong apa-apa soal kejadiannya, tetapi setelah oknumnya itu pergi baru bilang kalau habis dipukuli sama yang jemput," tuturnya.
Seorang warga Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) meninggal dunia diduga karena dikeroyok oleh oknum polisi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News