Ketika Polisi dan Anggota GMBI di Jawa Tengah Melaksanakan Salat Jumat Bersama

Pernyataan serupa diungkapkan Sujito (35) anggota GMBI asal Purwokerto. Pria yang tergabung GMBI 4 tahun terakhir itu menyebut dirinya tidak ikut dalam aksi unjuk rasa yang berujung ricuh tersebut.

"Kemarin saya tidak ikut bentrokan. Malahan saya lagi menikmati secangkir kopi di warung tak jauh dari Polda Jawa Barat," kata pria penuh tato ditubuhnya itu.

Sujito mengaku kapok akibat peristiwa yang menyeret dirinya sampai dibawa ke Mapolda Jawa Tengah meski pria penuh tindik di telinga itu tidak ikut campur insiden bentrok tersebut.

"Saya kapok, tidak akan mengulangi lagi. Saya sudah berjanji sama Pak Kapolda tadi," tutur Sujito yang tergabung dalam anggota GMBI Purbalingga.

Sementara itu, sepasang suami-istri asal Bulakamba, Kabupaten Brebes, mengaku mengikuti unjuk rasa lantaran didasari rasa kepedulian dan kebersamaan sesama anggota GMBI.

Mereka rela datang jauh-jauh dari Brebes ke Bandung naik mobil pribadi. Bahkan, hingga saat ini mobilnya masih tertinggal di Kota Kembang itu.

"Saya dan suami pun tidak ikut aksi. Tujuan saya hanya aksi solidaritas atas meninggalnya saudara kami GMBI yang bentrok November tahun lalu," kata sepasang suami istri yang enggan disebutkan namanya.

Perlu diketahui, aksi demo massa GMBI berujung ricuh berlangsung Kamis (27/1) kemarin. Unjuk rasa digelar berkaitan dengan tuntutan proses penanganan kasus bentrokan ormas yang menghilangkan nyawa anggota GMBI, pada November 2021 lalu. (mcr5/jpnn)