Seruan Guru Besar & Alumni Undip Semarang: Jokowi Meminggirkan Watak Kenegarawanan
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Seruan aksi guru besar, dosen, mahasiswa, dan alumni Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menyatakan sikap Indonesia dalam darurat demokrasi.
Pernyataan sikap aksi keprihatinan tersebut dibacakan oleh perwakilan alumni Oerip Lestari di Taman Inspirasi Undip Semarang, Rabu (7/2).
Para peserta aksi terpanggil menyampaikan pemikiran dan sikap perkembangan politik ketika melihat jalannya proses pemilihan umum (Pemilu) yang tengah berlangsung.
Baca Juga:
Penyelenggara Pemilu dari pusat sampai daerah, disebutnya harus memegang teguh prinsip jujur dan adil (jurdil) sebagai prasyarat pelaksanaan Pemilu yang demokratis, konstitusional, dan berkeadaban.
Dalam rumusan aksi menyebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan seharusnya menempatkan diri sebagai pengawal demokrasi yang jurdil dan tidak memihak
"Namun dalam berbagai kesempatan ketika tampil di ruang publik, sering menunjukkan perilaku berpihak, tidak obyektif, tidak jujur dan tidak adil," kata Oerip, sapaan akrabnya.
Bahkan, kata Oerip, secara terang-terangan Jokowi memihak. Kondisi itu menurutnya, telah meminggirkan watak kenegarawanan sebagai pimpinan nasional serta melanggar sumpah dan janji sebagaimana diamanatkan Pasal 9 Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
Prinsip langsung, umum, bebas, rahasia (luber) dalam Pemilu 2024 dinilai telah diselewengkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendulang suara dengan menggunakan kekuatan dan kekuasaan dari pusat sampai daerah.
Seruan aksi guru besar, dosen, mahasiswa, dan alumni Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menyatakan sikap Indonesia dalam darurat demokrasi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News