Sudah Ada 4 Rektor di Semarang Menolak Buat Video Positif Jokowi
Dia mengatakan permintaan dibuatkan video tersebut dari orang yang mengaku sebagai polisi.
"Ada seorang pemilik nomor yang mengaku sebagai polisi menghubungi saya pada Jumat kemarin (2 Februari 2024). Whatsapp dari anggota Polrestabes Semarang atas instruksi Polda Jateng," katanya, Rabu (7/2).
Isi pesan tersebut, kata dia, pertama diminta mengapresiasi kinerja Pak Jokowi. Kedua bahwa Pemilu 2024 mencari penerus Pak Jokowi. "Yang ketiga lupa. Namun, saya enggak respons, karena kami memang berbeda," ujar dia.
Termasuk, Rektor Unissula Gunarto blak-blakkan menyebut ada seorang mantan rektor perguruan tinggi yang mendatanginya untuk meminta tak ikut membuat seruan seperti civitas academica lainnya yang mengkritik Jokowi.
Dia menyebut ada tim operasi perguruan tinggi yang diduga menjadi alat pembendung kritik terhadap Jokowi menjelang pencoblosan Pemilu 2024.
"Saya diminta untuk tidak membuat petisi mengkritik Jokowi. Namun, saya menolak. Dia bagian dari tim, bukan seorang aparat," katanya, Jumat (9/2).
Gunarto menyebut, saat ini tengah menghimpun kekuatan untuk menggelar seruan atau petisi sebagai kritik terhadap kemunduran demokrasi yang memburuk belakangan ini.
"Kami atas nama Unissula akan menyampaikan petisi bau busuk nepotisme di Pemilu 2024," tutur Gunarto.
Rektor Upgris Semarang Sri Suciati mengaku diminta membuat video pernyataan positif soal pelaksanaan Pemilu 2024 dan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News