Muncul Mosi Tidak Percaya Terhadap DPW PSI Jawa Tengah
Lebih lanjut kepemimpinan Yogo juga dinilai tidak transparan dalam memberikan informasi, terutama terkait anggaran kepartaian.
"Jadi kami tidak tahu informasi apa yang ada di DPW, terutama keuangan ya, padahal itu seharusnya kami tahu," lanjut Albert.
Seringnya ada keputusan mendadak dari Yogo juga dinilai menjadi permasalahan dalam kepemimpinanya.
"Salah satu contohnya kasus di Blora, di mana DPD setempat diminta mempersiapkan kampanye untuk DPW PSI Jateng. Namun pada hari pelaksaan ternyata batal tanpa pemberitahuan, padahal sudah ada 1.000 orang yang datang," papar dia.
Yogo juga dinilai tidak mampu membangun komunikasi antar caleg. Sehingga sering terjadi kekisruhan di akar terkait daerah pemenangan masing-masing dan terjadi tumpang tindih dibasis kemenangan.
"Saya mengalami itu, jadi ada wilayah yang masuk wilayah kemenangan saya, tetapi ada caleg lain yang masuk, padahal itu seharunya diatur oleh DPW," jelasnya.
Seorang pemimpin, lanjut Albert, seharunya bisa menceta pemimpin baru yang lebih baik dari dirinya sendiri. Namun hal tersebut tidak dirasakan para kader dari pribadi Yogo. Sehingga kalau hakekat ini diteruskan, maka PSI tidak akan maju.
Mosi tidak percaya ini, katanya, sebenarnya sudah dikirim kepada DPP PSI pada tanggal 15 Maret 2024. Dia juga meminta DPP memfaslitiasi apa yang menjadi keluhan mereka. Serta meminta kepemimpinan Yogo dievaluasi kembali serta perombakan distruktural partai secara keseluruhan ditubuh DPW.
Muncul mosi tidak percaya terhadap strukutral Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jawa Tengah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News