Zakat ASN Pemprov Jateng Tembus Rp 57 Miliar, Berikut Ini Alokasi Dananya
Sedangkan, program zakat produktif disampaikan bagi mereka yang sudah terpenuhi kebutuhan dasar, seperti modal usaha dan pelatihan pemberdayaan masyarakat.
“Sesuai petunjuk Pak Gubernur, kemiskinan ini harus dikeroyok bareng. Tentu saja diatur bagaimana dan siapa mengerjakan apa, agar tidak dobel atau overlap (tumpang tindih),” lanjutnya.
Secara rinci, Kiai Daroji menyebutkan, sejumlah program penyaluran zakat konsumtif dan produktif selama 2021, di antaranya pembangunan 318 unit rumah tidak layak huni (RTLH) senilai Rp 3,2 miliar, bantuan warga miskin Rp 149 juta, rehab 110 masjid senilai Rp 2,9 miliar, rehab 74 musala Rp 1,5 miliar, rehab 81 pondok pesantren Rp 2,1 miliar, rehab 97 madrasah dan sekolah Rp 2,1 miliar, rehab 36 TPQ Rp 740 juta, dan beasiswa senilai Rp 8,9 miliar.
Ada juga pemberdayaan mualaf Rp 250 juta, bantuan 10 lokasi bencana alam senilai Rp 460 juta, pemberdayaan ekonomi produktif 1.632 orang senilai Rp 3,1 miliar, pemberdayaan 26 orang imam dan muadzin Rp 26 juta, jambanisasi 50 unit Rp 95 juta.
Kemudian bantuan untuk 20 orang ibnu sabil Rp 1,7 juta, pemberdayaan 422 orang penyuluh agama Islam Rp 592 juta, paket sekolah 1.678 orang anak yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19 sebanyak Rp 228 juta, serta biaya kesehatan 984 orang senilai Rp 11 miliar.
“Kami juga menggelar pelatihan-pelatihan, total sudah ada 5.578 orang yang mendapat pelatihan kerja dari Baznas,” paparnya.
Pada 2022, Baznas Jateng akan melanjutkan program zakat konsumtif maupun zakat produktif.
“Kami akan melanjutkan program yang sudah berjalan. Kalau 2021 itu zakat konsumtif 60 persen dan produktif 40 persen, nanti di 2022 ini kami ubah untuk porsi konsumtif dan produktif sama-sama 50 persen,” imbuhnya.
Baznas Jateng mencatat, jumah zakat ASN di provinsi ini mencapai Rp 57 miliar. Dari pengentasan keimiskinan hingga renovasi masjid terbantu dengan dana ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News