Melihat Masjid Bergaya Kelenteng di Purbalingga

jateng.jpnn.com, PURBALINGGA - Ketika kita melewati jalan raya Purbalingga-Bobotsari, Jawa Tengah, pasti terkecoh dengan bangunan satu ini. Pasalnya, bangunan bergaya kelenteng ini bukan tempat sembahyang bagi umat Kong Gu Cu, melainkan sebuah masjid, tempat ibadah umat muslim.

Ya, namanya adalah Masjid Jami' PITI Muhammad Cheng Hoo yang berada di Desa Selanggeng, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga. Masjid tersebut dibangun oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).

Ketua Takmir Masjid Jami’ PITI Muhammad Cheng Hoo Mochamad Nur Faizin mengatakan warga yang jarang melintasi jalan Purbalingga-Bobotsar, acapkali terkecoh dan mengira bangunan tersebut bukanlah masjid.

Bangunan yang full ornamen kelenteng yang identik dengan warna merah itu, ketika diamati lebih jauh di atas itu ada lafaz Allah. "baru orang berpikir, ini ternyata masjid,” kata Faizin melansir dari website Pemprov Jateng -jatengprov.id-, Jumat (29/3).

Menurut Faizin, filosofi dari warna merah pada masjid adalah keberanian, harus berani berkorban, berani berbuat, tetapi dengan catatan tetap berbuat baik.

"Setelah masyarakat tahu, banyak yang datang ke masjid, terutama untuk salat. Mereka yang semula penasaran, kini menjadikan masjid ini sebagai lokasi berhenti, terutama para pengguna jalan. Masjid terbuka untuk umum dari berbagai kalangan umat Islam," ujarnya.

Dia menuturkan bangunan masjid diresmikan pada 2011 dan dibangun pada 2005. Adapun, inisiator pembangunan masjid tersebut adalah seorang mualaf asli Bobotsari, Purbalingga, bernama Hery Susetyo yang merupakan anggota PITI.

Pengerjaan masjid yang sebelumnya mandek, berhasil dilanjutkan setelah adanya peran serta dari pihak swasta, yaitu Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa). Kini, masjid telah berdiri kokoh dan megah.