Pegiat Sastra Semarang Masih Berduka Atas Kepergian Joko Pinurbo: Puisinya Membekas di Hati

Selasa, 30 April 2024 – 16:52 WIB
Pegiat Sastra Semarang Masih Berduka Atas Kepergian Joko Pinurbo: Puisinya Membekas di Hati - JPNN.com Jateng
Joko Pinurbo (Jokpin). FOTO: Instagram joko_pinurbo.

Walau hanya bertemu sekadar menyapa, Isti menyebut Jokpin merupakan sosok yang ramah, teduh, dan perhatian. Menurutnya, Jokpin dalam menulis puisi tidak menggunakan metafora yang berat, atau ditulis berbait-bait nan panjang.

Beberapa tahun berikutnya, dirinya kembali bersua. Tepatnya pada 2020, Jokpin juga pernah mengisi Kelas Bukit Buku secara daring, salah satu program dari Reading Club Bukit Buku, wadah digital yang diinisiasi olehnya.

Dia mengatakan Jokpin terkenal dengan kesederhanaan dalam hidup, tetapi keseriusannya dalam menulis. Hal ini ditunjukan pada kerja-kerja panjang intelektualnya dalam membaca persoalan sosial, budaya, dan politik dalam negeri ini selama lebih kurang tiga dekade terkahir.

Namun, kesempatan untuk singgah ke rumahnya hingga kini belum kesampaian. "Kini waktu berlalu, kabar duka datang, dari kemarin, rasanya saya masih belum percaya jika penyair yang penuh kesederhanaan itu telah berpulang untuk selama-lamanya," katanya.

Serupa diungkapkan oleh Widyanuari. Meski bukan orang yang kenal secara langsung dengan Jokpin, sebagai pegiat sastra dia menyebut sangat dekat, atau merasa sangat dekat dengan teks-teks atau buku-buku karya Joko Pinurbo.

Misalnya karya-karya Jokpin biasa dijadikan sebagai kajian dalam diskusi-diskusi komunitas sastra. Puisi-puisi di awal-awal Jokpin menerbitkan buku, menurutnya sangat memancing penasaran anak muda yang senang menggeluti dunia sastra.

"Dan kira-kira 2007-2010, puisi-puisi Joko Pinurbo itu sangat kami gemari, jauh sebelum era media sosial muncul dan menjadikan puisi-puisi Jokpin sangat dikenal," kata lelaki yang kerap dipanggil Wid itu.

Dia masih ingat betul kajian-kajian puisi Jokpin di Semarang. Tepatnya pada 2008, Kolektif Hysteria bersama anak-anak muda membahasnya di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang. 16 tahun berlalu, puisi-puisi Jokpin masih membekas di hatinya.

Pegiat Sastra Semarang menyebut puisi Joko Pinurbo membekas di hati.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News