Pegiat Sastra Semarang Masih Berduka Atas Kepergian Joko Pinurbo: Puisinya Membekas di Hati
![Pegiat Sastra Semarang Masih Berduka Atas Kepergian Joko Pinurbo: Puisinya Membekas di Hati - JPNN.com Jateng](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2024/04/30/joko-pinurbo-jokpin-foto-instagram-joko_pinurbo-uyjdz-1rpo.jpg)
Bahkan, menurutnya puisi-puisi Jokpin tak membekas di hati teman-teman penulis di Semarang, tidak hanya di Semarang, tetapi di seluruh kelompok komunitas sastra di Indonesia. "Saya kira mereka sudah sangat akrab dengan sajak-sajak puisi Jokpin," katanya.
"Satu hal yang bisa saya sampaikan kenapa puisi-puisi Jokpin itu banyak diminati sejak 15 tahun terakhir, saya kira karena awalnya kami sangat kaget dengan cara Jokpin menulis," katanya, menyebut buku puisi Celana, dan Di Bawah Kibaran Sarung yang menggunakan bahasa-bahasa yang sangat dekat dengan keseharian.
Wid menuturkan Jokpin menjadi seorang penyair yang paling menonjol untuk urusan menggunakan kata-kata, memainkan kata-kata, tanpa harus terjebak dalam bahasa-bahasa yang klise. Termasuk Jokpin meyakinkan pembaca di Indonesia bahwa dengan menggunakan kata-kata yang sederhana saja bisa membuat puisi menarik.
"Joko Pinurbo meyakinkan kita bahwa berpuisi tidak harus menggunakan kata-kata yang terlalu asing atau bahasa Indonesia yang terlalu jarang digunakan," ujar Direktur Penerbit Beruang tersebut.(mcr5/jpnn)
Pegiat Sastra Semarang menyebut puisi Joko Pinurbo membekas di hati.
Redaktur : Danang Diska Atmaja
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News