Berhasil Menangani Stunting di Semarang, Mbak Ita Raih Penghargaan PBB, Ada Peran Besar Bu Mega
Berdasarkan data dari data.semarangkota.go.id, angka stunting di Kota Semarang terus mengalami pernurunan. Tercatat pada Juni 2023 yakni 1,54 persen dan pada Mei 2024 hanya tinggal 0,95 persen.
”Karena memang datanya by name by address, dan ini juga kerja sama yang baik hingga ke tingkat bawah. Sehingga penanganan yang dilakukan memang berdasarkan kebutuhan. Saya juga berterima kasih pada seluruh jajaran baik di Pemkot hingga tingkat bawah, dan tentunya seluruh masyarakat Kota Semarang yang telah bergotong royong bersama,” ujarnya.
Inovasi program SANPIISAN merupakan program yang dibuat Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk pengentasan stunting dan menekan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) hingga ibu hamil beresiko. SANPIISAN berisi berbagai layanan dan sub program.
Hal tersebut merupakan upaya promotif preventif yang dimulai sejak usia remaja dan bagi calon pengantin.
SANPIISAN ini, tidak hanya sebatas pelayanan di ranah fasilitas kesehatan dan masyarakat namun juga ke perusahaan dengan layanan GEPUK PEPES (Gerakan Peduli Kesehatan Pekerja Perempuan Sehat).
Pekerja perempuan di perusahaan yang hamil dan nifas/ mempunyai bayi mendapatkan keistimewaan berupa cuti hamil/melahirkan, waktu untuk menyusui, Ojek ASI, kelas ibu hamil, pemeriksaan kesehatan dan edukasi/konseling kesehatan, pelayanan KB.
Dari sisi pembiayaan kesehatan di masyarakat, ibu dan bayi mendapatkan layanan UHC (Universal Health Coverage) yang menjamin pembiayaan persalinan dan perawatan bayi baru lahir. (JPNN)
Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita mendapatkan penghargaan dari PBB atas pencapaiannya dalam mengatasi stunting di Kota Semarang.
Redaktur & Reporter : Danang Diska Atmaja
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News