Proyek PLTSA Putri Cempo di Solo Bikin Warga Jatirejo Resah, Kenapa?

jateng.jpnn.com, SOLO - Operasional Proyek Strategis Nasional PLTSA Putri Cempo, Solo, Jawa Tengah, bikin warga sekitar resah. Limbah hasil produksi listrik dengan bahan bakar sampah itu mencemari lingkungan dan menggangu kesehatan warga. 

Hal tersebut diketahui setelah adanya protes belasan warga yang hidup di sekitaran Putri Cempo dengan didampingi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) melayangkan protes ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta pada Selasa (15/10). Belasan warga itu mengaku tinggal di Jatirejo, Mojosongo, Jebres, Solo. 

Salah seorang warga Jatirejo Slamet mengungkapkan limbah operasional PLTSA Putri Cempo tidak diolah sebagaimana mestinya dan hanya dibiarkan di ruang terbuka yang dekat dengan pemukiman warga. 

Akibatnya menyebabkan dampak negatif diantaranya polusi udara hingga menyebabkan sesak nafas, kebisingan suara, hingga pencemaran limbah abu padat hitam.

Slamet menuturkan limbah-limbah hasil olahan PLTSA itu juga menyebabkan batuk pilek dan gatal-gatal. 

"Sudah mencemari air. Limbah itu ada dua yang cair masuk ke kali. Jadi kalau kita bawa korekmm langsung menyala seketika. Rumput di bibir sungai itu mati semua. Bahkan di tempat lain yang dulu airnya buat menyiram tanaman tidak bisa digunakan," ujarnya.

Slamet mengatakan warga telah beberapa kali melakukan protes terkait permasalahan ini, tetapi belum ada tindakan konkret dari Pemkot Surakarta dan PT SCMPP selaku pengelola PLTSA. 

"Oleh karena itu pada kesempatan ini kami atas nama Jatirejo meminta Wali Kota Surakarta untuk dapat bertanggungjawab," kata dia.