Beda Nasib Sopir Truk di Indonesia dengan Negara Eropa, Jauh Banget

Tenaga ekstra yang dikeluarkan itu berdampak pada waktu istirahat para sopir. Bila pengemudi truk tertidur lelap, bukan hanya barang muatan digerayangi pencuri, tetapi juga aki, dinamo, ban cadangan bahkan spedometer.
"Semestinya, sistem bongkar muat barang di Indonesia sudah memikirkan tanpa kernet," terang Djoko.
Lebih lanjut Djoko membandingkan dengan sopir truk di negara maju seperti Eropa. Ia menyebut bahwa tugas sopir truk di sana hanya melakukan pengecekan oli.
Kendala-kendala dalam perjalanan membawa logistik menuju tujuan pun menurutnya nihil terjadi.
Bila tertangkap basah memuat overload, pemilik barang dan perwakilan dari pabrik akan dimintai keterangan untuk tanggung jawab.
"Jika muatan tidak sesuai dengan manifest itu baru persoalan," papar Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat ini.
Sebelumnya, diberitakan sopir truk dari berbagai daerah di Indonesi protes dengan aturan pemerintah terkait zero over dimension and overloading (ODOL). Mereka mengelar demonstrasi dengan membawa truknya yang membuat kemacetan panjang di sejumlah jalan utama. (mcr5/jpnn)
Inilah perbandingan sopir truk di Indonesia dengan di Eropa. Jauh banget nasibnya.
Redaktur : Sigit Aulia Firdaus
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News