Menteri LH Targetkan 800 Hektare Mangrove di Demak untuk Atasi Perubahan Iklim
Indonesia, Negara Mangrove Terbesar Dunia
Indonesia, dengan luas mangrove eksisting mencapai 3,44 juta hektare atau 23,5 persen dari total mangrove dunia, memiliki potensi besar dalam mitigasi perubahan iklim. Namun, ancaman degradasi pantai terus meningkat. Kabupaten Demak, misalnya, mengalami abrasi masif sejak 2017 yang mengakibatkan hilangnya vegetasi mangrove akibat eksploitasi berlebihan.
Hanif menjelaskan mangrove memiliki peran multifungsi, mulai dari menjadi penghalang alami dari abrasi hingga menyimpan karbon yang efektif untuk mitigasi iklim. Oleh karena itu, ia mengajak Pemkab Demak dan Pemprov Jateng untuk mendesain ulang tambak-tambak yang tidak produktif agar dimanfaatkan kembali.
Bupati Demak Eisti'anah menyambut positif program ini. Menurutnya, penanaman mangrove tak hanya mengatasi abrasi, tetapi juga menyelamatkan tambak yang akan mendongkrak perekonomian masyarakat.
Kajian teknis dan proposal pun akan diajukan ke Kementerian LH guna mendukung anggaran program ini.
"Dibandingkan pembangunan tanggul laut yang membutuhkan biaya besar, rehabilitasi mangrove lebih efektif dan efisien. Target 700-800 hektare ini bisa menjadi solusi yang terukur," ujar Eisti'anah.
Proyek mangrove di Demak diharapkan menjadi langkah nyata menghadapi ancaman iklim global sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dengan potensi besar Indonesia sebagai negara mangrove terbesar dunia, rehabilitasi seperti ini dinilai sebagai solusi strategis dan berkelanjutan. (antara/jpnn)
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mencanangkan pembangunan lahan mangrove seluas 700 hingga 800 hektare di Kabupaten Demak
Redaktur & Reporter : Danang Diska Atmaja
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News