Ketika Nama Besar Pramoedya Ananta Toer Tak Semudah Itu Diabadikan di Tanah Kelahirannya
jateng.jpnn.com, BLORA - Peresmian penamaan jalan baru dengan nama sastrawan Pramoedya Ananta Toer di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan. Penolakan terjadi karena Pramoedya dianggap terlibat komunisme.
Laporan Wisnu Indra Kusuma, Jawa Tengah
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Blora terus mematangkan regulasi untuk menggunakan asma Pramoedya Ananta Toer sebagai salah satu nama di daerah kaya kayu jati itu. Langkah itu sebagai penghargaan kepada Pram -panggilan akrab Pramoedya- yang merupakan putra asli Blora.
Baca Juga:
Nama Pram akan digunakan untuk jalan alternatif dari Kelurahan Beran di Kecamatan Blora menuju Pasar Rakyat Sido Makmur. Pemda setempat ingin menjadikan jalan itu sebagai lokasi strategis untuk pemajuan kebudayaan sastra di Kota Barongan tersebut.
Bupati Blora Arief Rohman mengatakan sedang mempersiapkan regulasi tersebut secara matang. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu sampai mencari referensi untuk menyusun regulasi dalam bentuk peraturan daerah (perda).
"Tujuannya biar nanti secara legalitas dan sebagainya menjadi lebih sempurna. Kami kaji dalam rangka melengkapi regulasi," kata Arief Rohman.
Pemkab Blora berencana meresmikan Jalan Pramoedya bertepatan dengan momen 100 tahun peringatan hari lahir sastrawan kelahiran 1925 tersebut.
Keinginan dan rencana itu juga mendapat dukungan dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Peresmian penamaan jalan baru dengan nama sastrawan Pramoedya Ananta Toer di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News