Aksara Jawa di Plang Disidikbud Jateng Salah, Padahal Terpasang Sejak 2022
Menurutnya, kritik yang muncul dari masyarakat akan menjadi bahan evaluasi agar kesalahan serupa tidak terjadi di masa mendatang.
"Terima kasih atas saran yang membangun," tambahnya.
Sementara itu, Sucipto Hadi Purnomo, pakar bahasa Jawa dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), menyayangkan kekeliruan tersebut terjadi di lembaga pendidikan yang seharusnya memahami aturan dasar penulisan Aksara Jawa.
"Ironis jika kesalahan ini dibiarkan selama tiga tahun. Artinya, tidak ada yang benar-benar membaca atau peduli," katanya saat dihubungi, Rabu (5/3).
Menurutnya, kejadian ini mencerminkan bahwa Aksara Jawa lebih sering dijadikan sekadar hiasan ketimbang alat komunikasi yang fungsional.
"Yang lebih memprihatinkan, banyak pihak sekarang hanya mengandalkan Google Translate tanpa memahami kaidah dasar penulisannya," imbuhnya.
Sucipto juga menyoroti bahwa kesalahan ini seharusnya bisa dihindari dengan cara sederhana.
"Di dekat sana ada SMA dengan guru Bahasa Jawa. Tinggal minta mereka mengecek sebelum dipasang, pasti bisa diperbaiki sejak awal," tuturnya.
Kesalahan fatal dalam penulisan Aksara Jawa pada papan nama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News
