Pelaku Usaha Kuliner di Semarang Kelimpungan, Harga Gas LPG Tidak Masuk Akal
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Harga gas LPG non-subsidi di pasaran melonjak tinggi, bahkan, gas LPG milik BUMN menyentuh angka Rp 200 ribu.
Para pelaku usaha kuliner di Kota Semarang kelimpungan merasakan harga gas LPG non-subsidi tidak mau turun sejak dua bulan terakhir.
Mereka memutar otak agar imbas merangkaknya harga gas LPG non-subsidi tidak mengancam usahanya.
Ungkapan kekhawatiran muncul dari seorang pelaku usaha yang merintis karir dari nol di bidang kuliner.
Sebut saja Bekti, pria yang dipercaya sebagai supervisor HRD di sebuah restoran kawasan Pleburan, Kota Semarang ini mengatakan kenaikan harga gas LPG non-subsidi kali ini tidak masuk akal.
"Kami mau berapa lama akan bertahan seperti ini," ungkap Bekti diawal perbincangan bersama JPNN.com, Rabu (9/3).
Baca Juga:
Ia menyebut meroketnya harga gas LPG non-subsidi dapat mengancam naiknya HPP (harga pokok penjualan) kepada konsumen.
"Ini gas sudah menjadi bahan kebutuhan pokok, kalau harganya semakin naik maka akan berdampak pada HPP yang juga naik," katanya sambil menghela napas panjang.
Para pelaku usaha kuliner di Kota Semarang kelimpungan merasakan harga gas LPG non-subsidi yang tidak mau turun sejak 2bulan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News