Rombongan Bhikkhu Thudong Singgah di Masjid Agung Semarang, Kagum dan Terkesan

“Inilah indahnya perbedaan, sangat bagus sekali,” ujar biksuni asal Tlogosari, Kota Semarang tersebut.
Menariknya, rombongan bhikkhu dikawal oleh Laskar Macan Ali sebuah organisasi masyarakat berbasis Islam asal Cirebon dari Bangkok, Thailand hingga Indonesia. Shao Zeng menilai hal ini sebagai wujud nyata persaudaraan lintas iman.
“Terutama dengan Laskar Macan Ali yang beragama Islam mendampingi kami Buddhis. Jadi bersatu padu dan banyak gereja, terus masjid, kelenteng, semua menyambut kami,” ujarnya.
Thudong sendiri merupakan tradisi jalan kaki menelusuri jejak Sang Buddha. Para bhikkhu meninggalkan seluruh bentuk kemewahan dan menempuh perjalanan jauh dengan segala keterbatasan fisik.
“Kami meninggalkan semua kemewahan, kan capai, panas-panasan, hujan juga tetap jalan kaki. Sampai ada yang kukunya lepas. Inilah thudong: kebersamaan, melepas semua kemewahan,” katanya.
Menurutnya, makna terdalam dari thudong adalah membawa pesan perdamaian dan persatuan lintas agama demi kebahagiaan semua makhluk.
“Kami thudong together, berjalan bersama untuk persatuan agama, kebahagiaan umat bersama. Semoga semua makhluk berbahagia,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Agung Semarang Hanif Ismail mengaku terkejut atas kunjungan para bhikkhu. Semula, dia mengira mereka akan mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah.
Rombongan thudong disambut hangat oleh pengurus masjid dan masyarakat. Mereka tampak antusias mengamati bangunan bersejarah peninggalan Islam tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News