Sejarah Salat Tarawih Berjemaah, Umar bin Khattab Menyebutnya Sebaik-baiknya Bidah

Sabtu, 02 April 2022 – 20:34 WIB
Sejarah Salat Tarawih Berjemaah, Umar bin Khattab Menyebutnya Sebaik-baiknya Bidah - JPNN.com Jateng
Ilustrasi salat tarawih berjamaah. Ilustrator: Sultan Amanda/JPNN.com

Nabi Muhammad SAW baru keluar untuk menjadi imam salat Subuh.

Setelah selesai salat, nabi menghadap kepada orang banyak dan kemudian membaca syahadat lalu bersabda:

"Sesungguhnya aku bukannya tidak tahu keberadaan kalian (semalam). Akan tetapi, aku takut nanti menjadi diwajibkan atas kalian sehingga kalian menjadi keberatan karenanya". Kemudian setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, tradisi salat (tarawih) secara berjamaah terus berlangsung seperti itu. (HR. Bukhari)

Salat tarawih berjemaah pada masa Khalifah Umar bin Khattab

Ibadah salat terawih diceritakan terus dilaksanakan umat muslim pasca-wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Dalam Kitab Shahih Bukhari, hadis nomor 1.871 menceritakan kondisi salat tarawih pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Abdurrahman bin Abdul Qariy bercerita bahwa dia bersama Umar bin Khattab pada malam Ramadan melihat umat muslim di masjid melaksanakan salat tarawih secara berjamaah dan terpisah-pisah.

Ada yang salat sendiri dan ada seorang yang salat diikuti oleh makmum yang jumlahnya kurang dari sepuluh orang.

Melihat hal tersebut, Umar kemudian mempunyai pikiran untuk menjadikan umat muslim yang beribadah secara terpisah-pisah itu menjadi satu jemaah utuh.

Salat tarawih berjemaah hanya dijalankan Nabi Muhammad SAW sebanyak 3 kali. Munculnya Khalifah Umar bin Khattab mengubah tradisi itu.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News