Kasus Stunting & Pernikahan Dini Masih Membayangi Jawa Tengah
jateng.jpnn.com, BREBES - Stunting hingga kasus pernikahan dini masih membayangi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Bupati dan wali kota diminta tiru program Gubernur Mengajar.
Kepala daerah dari 35 daerah di Jawa Tengah diminta menggencarkan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng).
Suatu program mengurangi angka kematian ibu, dan angka kematian bayi, termasuk stunting yang masih menjadi pekerjaan rumah.
Bupati dan wali kota juga ditekankan mengimplementasi program Jo Kawin Bocah yang bermuara pada pencegahan pernikahan dini yang masih marak terjadi.
"Ajak siswa-siswi berembug (diskusi) mengenai persoalan-persoalan yang ada," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dalam paparan percepatan penanganan stunting di Hotel Grand Dian Brebes, Kamis (25/8).
Gus Yasin, sapaan akrabnya menyebut melalui program Gubernur Mengajar permasalahan yang masih belum tuntas, perlahan dapat diselesaikan.
"Ini pintu masuk kita ke kelas di sekolah-sekolah, kita tidak hanya mengajarkan pentingnya antikorupsi," tuturnya.
Perlunya pemahaman tentang risiko pernikahan usia dini dan stunting sangat penting dimengerti generasi muda memperhatikan kesehatan, terutama kaum perempuan.
Jawa Tengah masih dibayang-bayangi kasus stunting dan pernikahan dini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News