105 Juta Data Pemilih Diduga Bocor, Pakar Siber: KPU-Parpol Harus Diaudit!
![105 Juta Data Pemilih Diduga Bocor, Pakar Siber: KPU-Parpol Harus Diaudit! - JPNN.com Jateng](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2022/09/08/seorang-karyawan-memeriksa-kebocoran-data-di-beberapa-situs-7dgs.jpg)
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC menyampaikan dugaan kebocoran 105 juta data pemilih oleh anggota forum situs breached.to dengan nama identitas "Bjorka" adalah valid.
"Data tersebut bisa dicek validitasnya, misalnya dengan data lain hasil kebocoran data seperti 91 juta data Tokopedia yang bocor di awal 2020 atau data bocor registrasi SIM card," kata Ketua Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC Dr. Pratama Persadha via WhatsApp, Kamis (8/9).
Dia mengatakan Bjorka membuka akses Telegram group bagi siapa pun yang ingin menguji validitas data.
Menurutnya, anggota grup bisa meminta request dengan nama maupun nomor induk kependudukan (NIK), kemudian Bjorka akan memberikan data lengkapnya.
Sebelumnya, kebocoran data pemilih diunggah pada Selasa (6/9) oleh anggota forum situs breached.to dengan nama identitas Bjorka.
Bjorka juga membocorkan data riwayat browsing pelanggan Indihome dan 1,3 miliar data registrasi SIM card.
Disebutkan pula bahwa data yang diunggah, antara lain, provinsi, kota, kecamatan, kelurahan, tempat pemungutan suara (TPS), NIK, kartu keluarga, nama, tempat lahir, tanggal lahir, usia, jenis kelamin, dan alamat.
Data berjumlah 105.003.428 tersebut, kata Pratama, dijual dengan harga 5.000 dolar Amerika Serikat dalam file sebesar 4 gigabita bila dalam keadaan dikompres.
Pakar siber menyampaikan dugaan kebocoran 105 juta data pemilih adalah valid. KPU, Dukcapil, Bawaslu RI, dan parpol harus diaudit.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News