Hikayat Guru TPQ Semarang, Harap Mereka Bersambut Riang
Kendati demikian, Ustazah Tyas tetap menjalani pekerjaan tersebut dengan ikhlas. Pada pagi hari dia mengajar di taman kanak-kanak (TK), lalu sorenya di TPQ yang berlokasi Jl. Gedung Batu Tengah III RT 07/RW 05 Ngemplak, Simongan, Semarang Barat, Kota Semarang.
“Guru TPQ itu, kan, kalo tidak benar-benar dari hati itu, sulit menjalani ini,” ujar perempuan yang menggeluti profesi ini selama delapan tahun, Jumat (7/10).
Perubahan mendasar baru dia rasakan pada awal 2019. Pemprov Jateng membuat program bantuan insentif guru agama, kemudian diikuti Pemkot Semarang dengan program yang sama. Hal tersebut membuat guru TPQ seperti dirinya merasa lebih dihargai dan diperhatikan.
Dari Pemprov Jateng, Ustazah Tyas menerima Rp 1,2 juta/tahun, sementara dari Pemkot Semarang menerima Rp 1,5 juta per tiga bulan.
“Sebelum dapat insentif, cuma bisyarah dari TPQ. Anak-anak ada yang membayar SPP ada yang tidak. Kami dapat bisyarah sekitar Rp 100 ribu per bulan. Setelah ada insentif, kami tambahannya ya dari insentif itu, alhamdulillah,” ujarnya.
TPQ Bustanul Hikmah memiliki delapan guru dengan jumlah murid yang terdaftar sebanyak 100 anak. Namun, tidak semua guru di sana menerima insentif dari Pemkot dan Pemprov. Hanya empat guru yang menerima dua insentif tersebut.
“Kalau insentif dari Pemkot itu syaratnya harus ber-KTP sini (Kota Semarang, red), lalu satu guru minimal mengajar 25 anak. Di sini, kan, muridnya ada 100, jadi ya hanya empat guru yang dapat,” tuturnya.
Sejumlah guru TPQ Bustanul Hikmah yang menerima insentif tidak menutup mata dengan kondisi tersebut. Ustazah Tyas menuturkan tiap insentif cair, mereka akan mengumpulkan bersama, kemudian dibagi rata kepada guru yang tidak menerima.
Jalan sunyi guru TPQ Semarang mendapatkan apresiasi dari Pemkot dan Pemprov Jateng. Insentif guru agama, sangat berarti.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News