Lewat Festival Hujan Bulan Desember, Harjito Ungkap Peran Sastra untuk Ketahanan Nasional
Festival Hujan Bulan Desember menyampaikan pentingnya menjadikan sastra sebagai sumur yang bisa digali nilai-nilai positifnya
"Apa yang disampaikan Prof. Harjito semakin meluaskan pandangan mahasiswa dalam menilai dan memaknai karya sastra. Melalui sastra, pesan-pesan dan nilai-nilai humanisme bisa tersampaikan dengan baik," kata Ahmad Rifai, penanggung jawab acara itu.
Menurutnya, gelaran festival oleh mahasiswa ini sangat penting untuk memberikan ruang ekspresi kepada mahasiswa, terutama terkait apresiasi sastra.
"Dalam festival ini mahasiswa tidak hanya menyimak orasi budaya, tetapi juga diberikan kesempatan untuk pentas drma, penayangan film, serta diskusi bedah naskah drama," ujarnya.
Pentas drama dalam festival ini diperankan oleh mahasiswa PBSI semester 3, yaitu naskah "Bulan Bujur sangkar" karya Iwan Simatupang dan "Malam jahanam" karya Motinggo Boesje.
Untuk film pendek yang diputar adalah hasil karya mahasiswa, yaitu "Kualat" karya Rizky Ristyandani dan Mei Paridah, serta film "Pangilon" Radit Bayu dan Shafa Aura.
Sedangkan naskah drama karya mahasiswa yang dibedah ialah "Tertipu Ramalan Cuaca", "Leburnya Dilema Bersama Hujan", "Kemarau Saku di Musim salju", Sakit Berjamaah", "Tersipu Malu pada Cuaca", "Sandiwara Kelam di Tepi Telaga", dan "Manusia Lalai Dunia Terbengkalai".(mcr5/jpnn)
Guru Besar UPGRIS Harjito mengungkapkan peran sastra dalam ketahanan nasional yang jarang disadari.
Redaktur : Sigit Aulia Firdaus
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News