DBD Menyebar di Boyolali, 9 Terjangkit 2 Meninggal
jateng.jpnn.com, BOYOLALI - Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali dr Puji Astuti meminta masyarakat mewaspadai penyebaran penyakit deman berdarah dengue (DBD) pada musim hujan di wilayah itu.
Menurutnya, hingga 17 Januari 2023 sudah ditemukan sembilan kasus deman berdarah.
"Dari sembilan pasien di Boyolali itu, terdiri dari tujuh kasus DBD dan dua kasus Dengue Shock Syndrom (DSS) atau dua kasus meninggal dunia," katanya, Kamis (19/1).
Kasus DBD tersebut tersebar di empat kecamatan di Boyolali, yakni Teras ada dua kasus, Andong empat kasus, Juwangi dua kasus, dan Wonosamodro satu kasus.
Jumlah kasus DBD pada Januari tahun ini, lebih rendah dibanding 2022 dengan periode sama sebanyak 41 kasus, juga lebih rendah dibanding Desember 2022 sebanyak 23 kasus.
"Dua kasus DBD meninggal dunia, yakni satu kasus di Kecamatan Andong, perempuan usia 24 tahun dan satu lainnya di Kecamatan Boyolali, anak laki-laki usia 1,5 tahun," katanya.
Dia mengatakan DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dijumpai di daerah tropis, seperti Indonesia, termasuk Boyolali.
Namun, Dinkes telah melakukan pengawasan secara intensif kasus DBD di daerah penularan dengan melakukan pemeriksaan epidemiologi (PE) terlebih dahulu.
Penyakit DBD menyebar di Boyalali saat musim penghujan. Tercatat, 9 orang terjangkit DBD dan 2 di antaranya meninggal dunia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News