Melihat Prosesi Kirab Budaya Temu Tirta di Lereng Merapi-Merbabu Boyolali
jateng.jpnn.com, BOYOLALI - Menyambut datangnya bulan Suro atau Muharam 1445 Hijriah, warga lereng Gunung Merapi dan Merbabu melaksanakan kirab budaya Temu Tirta di Desa Samiran Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah Kamis (20/7) hingga Jumat (21/7) dini hari.
Prosesi kirab budaya Temu Tirta itu merupakan tradisi penyatuan air dari dua sumber mata air, yakni Babon di lereng Gunung Merbabu dan Muncar di lereng Gunung Merapi.
Tujuan digelarnya tradisi tersebuta adalah untuk kemakmuran masyarakat Desa Samiran Selo dan sekitarnya dalam mengelola lahan pertanian.
Tak hanya itu, masyarakat Gunung Merapi Merbabu berkeyakinan dengan melestarikan tradisi tersebut sebagai tanda bersyukur atas diberikan keselamatan dari bencana erupsi Gunung Merapi sehingga warga hidup aman dan tentram di lereng gunung.
Tokoh masyarakan Desa Samiran Selo Sukarjo Hadinagoro mengatakan dengan disatukannya mata air Babon di lereng Merbabu dengan mata air Muncar di lereng Merapi agar tidak terjadi kelangkaan air pada musim kekeringan saat ini.
"Adanya tradisi ini menjadikan kebutuhan air sehari-hari untuk masyarakat tercukupi," ujarnya, Jumat (21/7).
Kegiatan kirab Temu Tirta ini, kata dia, sudah dilakukan turun-temurun setiap tahun pada hari kedua bulan Suro dan terbukti warga Selo khususnya Desa Samiran hingga sekarang tidak kekurangan air.
Selain kirab Temu Tirta juga tanda syukur dengan gunungan nasi gunung (jagung) dan gunungan hasil bumi yang dikirab keliling kampung dengan jarak sejauh sekitar 2 kilometer.
Warga lereng Gunung Merapi dan Merbabu melaksanakan kirab budaya Temu Tirta di Desa Samiran Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah Kamis (20/7) hingga Jumat (21/
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News