Jelang Musim Hujan, Banyumas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
"Juga melakukan deteksi dini terhadap potensi bencana longsor, termasuk menutup rekahan-rekahan tanah dengan tanah liat agar tidak longsor karena kemasukan air saat hujan," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, tanah di daerah perbukitan atau tebing yang mengalami retak-retak akibat kemarau sangat berpotensi untuk longsor ketika terkena air hujan.
Selain itu, lanjut dia, kerimbunan pepohonan di tebing juga harus dikurangi agar tanahnya tetap kuat menahan beban ketika musim hujan.
"Wilayah rawan longsor di Kabupaten Banyumas, antara lain Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Gumelar, Pekuncen, Lumbir, Banyumas, Ajibarang, dan Kedungbanteng. Sementara wilayah rawan banjir di antaranya Tambak, Sumpiuh, Kemranjen, Lumbir, dan Wangon," ungkapnya.
Disinggung mengenai dampak musim kemarau, Budi mengatakan pihaknya hingga saat ini masih menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan.
Berdasarkan data hingga Kamis (5/10) pagi, kata dia, jumlah warga yang terdampak kekeringan mencapai 20.625 keluarga yang terdiri atas 66.805 jiwa yang tersebar di 58 desa dari 17 kecamatan.
"Hingga saat ini, bantuan air bersih yang telah didistribusikan oleh BPBD bersama institusi lainnya mencapai 592 tangki yang setara 2.862.000 liter serta 510 galon air mineral. Bantuan air bersih juga didistribusikan untuk dua sekolah di Banyumas," jelasnya.
Dia mengatakan dari jumlah tersebut, bantuan air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Banyumas dan telah disalurkan oleh BPBD sebanyak 371 tangki setara 1.782.000 liter.(antara/jpnn)
BPBD Banyumas mengantisipasi bencana hidrometeorologi jelang musim hujan di kabupaten tersebut.
Redaktur & Reporter : Sigit Aulia Firdaus
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News