Dua Mahasiswi Diduga Bunuh Diri di Semarang, Psikolog Beri Tanggapan
"Dari dua kasus yang terjadi saya melihat sudah masuk pada situasi depresi, tidak tahu cara mengungkapkan masalahnya," ujarnya.
Sebagai orang tua, kata Agustin, harus bisa memposisikan diri untuk memahami karakter anaknya. Terlebih pada generasi yang lahir pada saat relasi sosial yang minim seperti sekarang ini.
"Hubungan dalam keluarga ini sangat menjadi faktor mencegah terjadinya bunuh diri. Meskipun sudah besar, dia tetap menjadi anak yang harus diprioritaskan orang tua," katanya.
Dalam dua kasus dugaan bunuh diri di Kota Semarang dilakukan oleh perempuan. Agustin mengatakan peristiwa tersebut hanyalah kebetulan.
Namun, secara psikologis perempuan memiliki kepekaan yang tinggi, lebih sensitif dan sering memendam perasaan ketimbang laki-laki.
Studi yang dilakukannya menyebut kondisi itu kemudian memunculkan konsep diri negatif. Seperti mengira dirinya bukan menjadi pribadi yang baik dan tidak bermanfaat, sampai anggapan tidak ada harapan dari orang tuanya.
"Kalau ada perubahan dari teman-teman kita, baik perilaku maupun sikap, marilah bertanya karena bisa jadi teman itu malu untuk menyampaikan," ujarnya.
Di zaman serba digital ini, Agustin berharap kepada pemerintah agar menambah ruang atau pusat-pusat konseling.
Dua kasus dugaan bunuh diri dalam waktu yang berdekatan terjadi di Kota Semarang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News