Saksi Sebut Warga Semarang Darso Dipukuli, Tersangka Bersikeras Hanya Menampar

"Pak Darjo bilang 'mengko tak terke' (nanti saya antarkan, red), ke Yogyakarta bersama temannya bernama Toni, dan Feri," kata Triyanto menirukan pernyataan Darso.
"So aja mlayu, So, nek mlayu tak bedil (So jangan lari, So, kalau lari saya tembak," ujar Triyanto yang juga menirukan perkataan AKP Hariyadi mengancam Darso.
Namun, kesaksian Triyanto dibantah oleh AKP Hariyadi yang menyebut hanya menampar Darso menggunakan sandalnya. Menurutnya, Darso terjengkang karena lemah jantung.
"Saya hanya menampar pakai sandal, dia (Darso, red) jatuh lalu saya minta rekan-rekan menolong untuk dibawa ke rumah sakit," ujar AKP Hariyadi.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menyebut perbedaan keterangan antara AKP Hariyadi dengan Triyanto akan menjadi tambahan informasi penyidik.
"Keterangan mengaku, dan tidaknya nanti menjadi tambahan informasi penyidik, bahan penyidikan, rangkaian rekonstruksi ini proses penyidikan," kata Kombes Artanto.
Sebelumnya, Ditreskrimum Polda Jateng menetapkan AKP Hariyadi sebagai tersangka kasus kematian Darso pada 21 Februari 2025.
Darso (43) warga Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jateng meninggal dunia diduga karena dikeroyok oleh oknum polisi Satlantas Polresta Yogyakarta pada September 2024 lalu. (wsn/jpnn)
Perbedaan keterangan rekonstruksi kematian Darso, tersangka menampar pakai sandal, tetapi saksi menyebut ada pukulan keras.
Redaktur : Danang Diska Atmaja
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News