Bawaslu Buka Suara Soal Penutupan Posko Caleg DPR RI PSI di Semarang, Begini Katanya

"Di situ pengelola kaget 'loh kok dipakai posko pemenangan'. Melihat kontennya Pemilu pengelola was-was, khawatir karena mendasar pada akad yang tidak sesuai. Akhirnya pengelola coba berkomunikasi dengan penyewa," ujarnya.

Arief menyampaikan sebelum dilakukan penutupan telah menengahi kedua pihak tersebut. Dia menjelaskan kepada penyewa bahwa Stadion Citarum sebagai aset milik pemerintah merupakan area terlarang untuk kampanye.

"Akhirnya pengelola ini pada malam Jumat pekan yang lalu melakukan penutupan dengan MMT (spanduk plastik, red) putih di bagian alat peraga kampanye yang terpasang di lokasi tersebut," katanya.

Arief mengaku kaget dengan munculnya berita tentang penutupan posko pemenangan caleg DPR RI dari PSI secara sepihak oleh oknum.

Saat penutupan, pihaknya bersama jajaran Bawaslu Kota Semarang, Panwascam Semarang Timur, dan aparat kepolisian berada di lokasi. Pihaknya menyebut penutupan tersebut telah disepakati oleh pihak penyewa.

"Saya sekaligus mengkonfirmasi supaya berimbang karena di berita itu kesannya ada peserta pemilu yang dizalimi. Sebetulnya sudah disepakati oleh penyewa," ujarnya.

Setelah itu, Arief bersepakat menjadi penengah antara penyewa yang ingin melakukan musyawarah dengan pengelola. Namun, hingga sekarang penyewa tidak memberi kabar.

"Sampai akhirnya muncul berita semacam itu. Sebetulnya tidak seperti itu kejadiannya, segala sesuatunya sudah terkonfirmasi. Jadi kalau dibilang pihak penyewa ditutup oleh orang tidak dikenal itu salah," tuturnya.(mcr5/jpnn)