Ada Polisi yang Menyuruh Bikin Video Testimoni Positif Kinerja Jokowi, Rektor SCU Semarang Menolak
"Apabila di Indonesia ada sesuatu yang tidak beres, kami harus berbicara jujur. Kalau sesuatu yang baik, kami jujur untuk mengapresiasi," ungkapnya.
Keresahan itu dimulai sejak keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas umur calon presiden dan wakil presiden disahkan.
Lebih lanjut, presiden juga mengatakan boleh memihak dan kampanye. "Orang ASN di tingkat lurah saja enggak boleh kok. Lurah mengampanyekan istrinya saja ditangkap," jelasnya.
Namun, Hindarto menegaskan kampusnya netral dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon capres-cawapres di Pemilu 2024.
"Kami netral, tetapi demokrasi tanda petik tidak melibatkan kekuasaan. Jadi, itu saja yang kami resahkan dan suarakan," pungkas Hindarto.
Tanggapan Polrestabes Semarang
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menanggapi pernyataan Rektor SCU Ferdinandus Hindarto soal permintaan membuat testimoni video yang mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi.
Menurut Iwan, pihaknya memang meminta pembuatan video para tokoh di Kota Semarang, termasuk Rektor SCU. Namun, bukan video untuk mengapresiasi kinerja Jokowi, melainkan untuk mewujudkan situasi Pemilu 2024 damai sebagai program cooling system.
Rektor SCU Kota Semarang Fernandius Hindarto menolak ketika disuruh untuk membuat video testimoni positif kinerja Presiden Jokowi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News