Ratusan Seniman & Aktivis Semarang Berkumpul, Beri Alarm Peringatan Darurat
![Ratusan Seniman & Aktivis Semarang Berkumpul, Beri Alarm Peringatan Darurat - JPNN.com Jateng](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/watermark/2024/08/25/penampilan-band-trashmetal-radical-corps-dalam-aksi-peringat-m1au.jpg)
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Ratusan seniman dan aktivis peduli demokrasi berkumpul menyuarakan aspirasinya di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (25/8) malam.
Mereka melingkar di halaman TBRS, tepat di depan patung Raden Saleh berdiri tegap yang dibalut tulisan "Peringatan Darurat".
Satu per satu mulai dari aktivis, sastrawan hingga seniman dan budayawan menyuguhkan aksinya. Mulai orasi budaya, teaterikal, pembacaan puisi, hingga penampilan band.
"Seni adalah pesan kebenaran, dan seniman adalah pengantar surat itu," kata Ketua Dewan Kesenian Semarang (Dekase) Adhitia Armitrianto.
Adhitia mengatakan sudah sewajarnya seni sebagai ekspresi dari keadaan sebenarnya atas pikiran-pikiran masyarakatnya.
Menurutnya, seni memotret dengan jujur kemudian menyampaikan kepada publik dengan cara dan pilihan disiplin cabang seni masing-masing seniman.
Pandangannya, perdebatan seni dan rakyat sudah selesai dengan dijawab tuntas oleh Pramudya Ananta Toer dalam realisme sosialis hingga perdebatan sastra kontekstual di senja kala Orde Baru.
"Kita adalah kumpulan seniman yang mendukung lukisan Berburu Celeng karya Djoko Pekik. Kumpulan seniman yang menyerukan seni sebagai alat perlawanan. Perenung Paman Doblang karya WS Rendra, dan akrab Widji Thukul," katanya.
Beri alarm peringatan darurat, ratusan seniman & aktivis Semarang berkumpul.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News