DPRD Jateng Desak Pemerintah Beri Subsidi Perajin Tahu dan Tempe
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Wakil Ketua DPRD Jateng Heri Pudyatmoko mendesaka pemerintah untuk memberikan subsidi kepada perajin tahu dan tempe untuk tetap bisa produksi.
Hal itu menyusul kenaikan harga kedelai impor yang memberatkan para perajin tahu dan tempe.
"Kenaikan harga kedelai yang terjadi setiap hari ini membuat para perajin tahu dan tempe mulai kesulitan menentukan harga jual kepada konsumen," katanya di Semarang, Selasa (22/2).
Ia menyebut semakin hari keuntungan para perajin tahu dan tempe selalu berkurang, bahkan hasil penjualannya hanya cukup untuk membeli bahan baku untuk produksi berikutnya.
Kendati demikian, politikus Partai Gerindra itu mengakui jika tidak banyak yang bisa dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai mengingat kedelai merupakan komoditas impor yang harganya ditentukan oleh pasar bebas.
Menurut dia, hal itu bukan berarti pemerintah tidak bisa mengambil tindakan strategis atau mencarikan solusi sebab ada beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti memberikan subsidi kepada para perajin tahu dan tempe.
"Cari jalan keluarnya misalnya beri subsidi karena tahu tempe ini alternatif protein yang paling terjangkau lapisan masyarakat ke bawah atau memaksimalkan produksi kedelai lokal untuk disalurkan ke perajin atau UMKM tempe dan tahu," ujarnya.
Harga kedelai di seluruh wilayah Jawa Tengah mengalami kenaikan sejak satu bulan lalu, dari harga normal Rp 8.000 - Rp 9.000 per kilogram menjadi Rp 10.000 per kilogram dan kini menjadi Rp 11.000 hingga Rp 11.500 per kilogram.
Pemerintah tak boleh linglung merespons kenaikan harga kedelai impor yang memberatkan perajin tahu dan tempe. Subsidi harus segera diberikan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News