Geger Relokasi Pasar Legi Solo, Pedagang Ungkap Fakta Mengejutkan
jateng.jpnn.com, SURAKARTA - Geger relokasi Pedagang Pasar Legi Solo ke bangunan baru masih berlanjut. Selain ukuran kios yang dinilai lebih sempit, sejumlah pedagang juga mengeluhkan jumlah kios yang diterima.
Pedagang telur dan gula Jawa Sandi Setiawan saat mengikuti Sosialisasi Penataan Pedagang Pasar Legi menyatakan tidak terima dengan keputusan Dinas perdagangan (Disdag) Surakarta.
Sandi mengaku, sebelumnya ia memiliki 3 kios, tetapi Disdag Surakarta hanya memberi 1 kios.
“Tidak ada dispensasi sama sekali, sedangkan kios kami dulunya itu beli,” ungkapnya saat ditemui, Senin (13/14) malam.
Lelaki berusia 32 tahun itu menyayangkan tanggapan dari Kepala Disdag Heru Sunardi yang mengatakan bahwa tidak ada praktik jual beli kios pasar.
“Dia masih mengelak, bayarnya sama siapa gitu? Kami ada buktinya. Makanya itu besok kita akan ke dinas untuk membuktikan,” lanjutnya.
Sandi menjelaskan 3 kios miliknya dibeli dengan harga Rp 300 juta per kios dari pihak pasar 30 tahun yang lalu. Ia mengatakan, petugas pasar yang datang membawa berkas pembelian kios secara rinci.
“Petugas memakai seragam. Kebetulan kios saya turunan dari Om Saya, kemudian ke Papa Saya, Mama Saya udah tidak ada terus saya yang mengurus,” paparnya.
Pedagang Pasar Legi Solo tidak terima dengan keputusan Disdag Surakarta. Pengakuan mengejutkan terkait jual beli kios diungkapkan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News