Memprihatinkan, Warga Pro & Kontra di Desa Wadas Tak Saling Sapa, Tokoh NU Harus Turun
jateng.jpnn.com, PURWOREJO - Kehidupan harmonis antarwarga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, kini sulit ditemui.
Kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Wadas mengalami kerusakan dengan adanya pro dan kontra rencana penambangan batu andesit untuk proyek Bendungan Bener.
Atas rencana penambangan batu andesit, masyarakat Desa Wadas terbelah dua. Satu pihak setuju penambangan batu andesit dan pihak lain menentang.
Baca Juga:
Sikap pro dan kontra ternyata menjalar lebih jauh dan menjurus konflik sosial.
Warga Dusun Kali Gendol, Desa Wadas, Wagimin mengatakan warga pro dan kontra tidak saling tegur sapa. Bahkan dalam acara keagamaan, sosial dan budaya dilakukan masing-masing pihak secara sendiri-sendiri.
"Situasinya memang seperti itu, sudah sangat memprihatinkan," katanya, Selasa (15/2).
Desa Wadas, saat ini menjadi sorotan nasional. Dalam peristiwa pengukuran lahan untuk lokasi penambangan batu andesit pada Selasa (8/2) polisi mengamankan 64 orang guna mencegah konflik horizontal antara warga pro dan kontra. Sehari kemudian mereka dilepaskan.
Hal senada diungkapkan Syawaludin, warga Dusun Beran, Desa Wadas, yang menyampaikan ada kejadian mesin sepeda motor diisi dengan garam dan pasir. Hal ini terkait pihak kontra dan pro.
Benih konflik di Desa Wadas sudah muncul sekira 5 tahun yang lalu, ketika pemerintah mencanangkan penambangan batu andesit untuk Bendungan Bener.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News