UNESCO Dorong Penanganan Stunting Kota Semarang Jadi Role Model Nasional
Dirinya mendorong agar program-program penanganan stunting seperti misalnya Daycare dan pemberian pakanan tambahan (PMT) dapat terus digencarkan.
"Ini sangat bagus sekali, bisa menjadi model dan mesti ada hal-hal yang harus diteruskan dan ditingkatkan, serta komitmen untuk bisa mengeksekusi atau mensinergikan," katanya.
Kasus stunting di Kota Semarang masih tercatat angka 857 hingga Februari 2024. Angka itu sudah turun drastis dari tahun sebelumnya yang mencapai 1.340 kasus.
"Saat ini penurunan angka stunting di Kota Semarang sangar drastis," Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Dia menekankan kepada jajarannya selalu membuat perencanaan atau inovasi-inovasi agar status stunting di Kota Semarang bisa zero atau nol kasus pada 2024.
"Kami punya cita-cita, pandangan, perencanaan, dan inovasi di Kota Semarang ini bisa menjadi atau diimplementasikan ke tingkat lebih tinggi, dengan memakai digitalisasi sebagai pemacu proses-prosesnya," katanya.
Meski begitu, pihaknya tak berpuas diri dengan hasil sekarang ini. Menurutnya, program yang telah berjalan dapat disempurnakan lagi. "Khususnya dalam upaya penanganan stunting dari hulu sampai hilir," katanya.
Di samping perencanaan-perencanaan yang sudah dijalankan pemerintah, dia berharap masyarakat bisa ikut berperan dalam upaya menurunkan angka stunting. Kolaborasi tersebut menurutnya akan jitu dalam mencapai zero stunting.
UNESCO mendorong Kota Semarang menjadi role mode nasional dalam penanganan stunting.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News