Konon Ada Warga Solo yang Meninggal Karena Leptospirosis, DKK Surakarta Buka Suara
jateng.jpnn.com, SOLO - Beberapa waktu lalu, warga Kota Solo dikabarkan ada yang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit leptospirosis.
Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang dijangkiti dari bakteri Leptospira. Adapun penyebaran bakteri tersebut menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.
Kabar meninggalnya warga Kota Solo akibat penyakit tersebut dibantah oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Surakarta Tenny Setyoharini.
Dia memang mengakui memang ada pasien yang masuk ke salah satu rumah sakit di Solo dengan status suspek leptospirosis.
"Namun, hasil labnya negatif, mungkin karena gejalanya mirip," katanya pada Senin (25/3).
Dia mengatakan gejala yang dirasakan oleh pasien perempuan berusia 60 tahun berinisial SH tersebut di antaranya panas, nyeri otot, dan mual muntah.
Meski terbukti negatif terjangkit bakteri leptospira, pihaknya tetap meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit tersebut mengingat tahun lalu ada empat warga di Solo meninggal dunia akibat penyakit yang sama.
"Harapannya masyarakat menjaga lingkungan agar lebih bersih, tidak membuat tikus bersarang di lingkungan rumah kita, kalau habis beraktivitas cuci tangan pakai sabun dan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit yang tidak diinginkan," katanya.
Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta membantah ada warganya yang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit leptospirosis.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News