ASITA Solo Minta Disdik Jateng Mengkaji Ulang Larangan Study Tour
jateng.jpnn.com, SOLO - Asosiasi Perubahan Perjalan Wisata (ASITA) Solo menilai kebijakan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Tengah (Jateng) melarang adanya study tour adalah kebijakan emosional. Disdik kurang memahami kasus yang terjadi di lapangan.
Seperti diketahui bahwa Disdik Jateng secara tegas melarang sekolah negeri yang berada di bawah kewenangannya untuk menggelar study tour seusai kecelakaan maut bus yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (11/5/2024). Aturan itu tertuang dalam nota dinas nomor 421.7/00371/SEK/III/2024.
"Saya rasa ini kebijakan emosional tanpa dasar ya. Spontanitasnya kenapa substansi yang penyebab utamanya. Utamanya, kan, bukan study tour-nya, tetapi ketidaklayakan armada," ujar Mirza Ananda saat dihubungi, Kamis (16/5).
Menurut dia, Disdik seharusnya lebih mengkaji sistem penunjukkan penyedia jasa transportasi bukan fokus terhadap substansi study tour. Karena kebijakan itu memiliki dampak yang cukup besar.
Mirza menjelaskan study tour menjadi salah satu market terbesar perusahaan transportasi. Dia memperkirakan market pelajar dari SD-universitas menyumbang pendapatan 50-60 persen dari keseluruhan market.
"Multiplier effect-nya itu besar. Kalau mau ditutup begitu saja ya.Kita harus introspeksi ya. Mohon maaf, dinas juga harus introspeksi. Apakah sistem yang digunakan untuk menentukan vendor apakah sudah benar? Itu juga harus dikritisi. Bukan substansi study tour-nya," paparnya.
"Student itu mungkin 50-60 persen. Besar. Kami satu tahun itu memberangkatkan tiga sampai lima ribu siswa SD sampai universitas," kata dia.
Sementara itu, Humas SMA N 4 Nanang Inwanto Surakarta mengaku belum mendapatkan aturan baru terkait larangan menggelar study tour.
ASITA Solo menilai kebijakan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Tengah (Jateng) melarang adanya study tour adalah kebijakan emosional.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News