Gunung Slamet Berstatus Waspada, Jalur Pendakian Ditutup, Begini Penjelasan BPBD Purbalingga
jateng.jpnn.com, PURBALINGGA - Jalur pendakian menuju puncak Gunung Slamet, Jawa Tengah, ditutup setelah adanya peningkatan aktivitas vulkanik serta perubahan status dari normal menjadi waspada sejak 19 Oktober 2023.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga Prayitno mengimbau para pendaki mematuhi larangan pendakian ke puncak Gunung Slamet karena gunung terbesar di Pulau Jawa itu masih berstatus Waspada (Level II).
"Bahkan berdasarkan informasi yang kami terima dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) bahwa sejak Kamis (16/5) telah dilakukan perluasan jarak rekomendasi Gunung Slamet," katanya di Purbalingga, Jumat (17/5).
Dia mengatakan sebelumnya PVMBG merekomendasikan agar masyarakat atau wisatawan tidak boleh beraktivitas dalam radius dua kilometer dari puncak Gunung Slamet.
Namun dengan perluasan jarak rekomendasi tersebut, kata dia, masyarakat atau wisatawan tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Slamet.
"PVMBG menyebutkan bahwa perluasan jarak rekomendasi itu dilakukan karena berdasarkan hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet, yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi. Selain itu aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih tinggi," katanya.
Selain itu, lanjut dia, PVMBG juga menginformasikan bahwa potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius tiga kilometer.
Terlebih, hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin.
Jalur pendakian menuju puncak Gunung Slamet, Jawa Tengah, ditutup setelah adanya peningkatan aktivitas vulkanik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News