Konsisten Menjaga Kualitas Produk, UMKM di Solo Bakal Dapat Keuntungan Ini
Namun demikian, UMKM masih memiliki kendala dalam hal standarisasi dan kapasitas. Dwiyanto menyebut bahwa banyak pelaku UMKM yang mulai mengabaikan kualitas produknya, karena mendapat banyak pesanan. Selain itu, UMKM sering menerima order di luar kapasitas produksi sehingga pengiriman produk mundur dari kesepakatan.
Dia kemudian menawarkan solusi agar pelaku UMKM membentuk kelompok sehingga setiap tahap pengerjaan mampu dilakukan secara optimal. UMKM juga harus melakukan inovasi agar produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah yang berkelanjutan. "UMKM juga bisa memanfaatkan jasa distribusi," tuturnya.
Satu hal yang tidak kalah penting adalah mencatat laporan keuangan secara rutin. Menurut Dwi hal itu akan menarik perhatian pihak perbankan untuk memberikan modal.
“Dari sudut pandang perbankan, selain kami ingin membantu, kami juga melihat resikonya. Untuk itu yang diperlukan adalah laporan keuangan,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Wahyu Kristina yang menyebut bahwa UMKM binaannya memiliki masalah kosistensi menjaga kulaitas produk. Hal ini sangat disayangkan mengingat Pemerintah Kota (Pemkot) Surkarta telah beupaya memenuhi kebutuhan UMKM dengan menerapkan sistem kolaborasi.
Pemkot sejauh ini telah berkolaborasi dengan sektor Perbankan dan sektor lainnya agar Kota Solo yang memiliki APBD kecil mampu memenuhi kebutuhan seluruh UMKM yang mencapai 13.000 lebih.
“Pemerintah ini, kan, tidak bisa memilih, semua harus kami layani. Namun, memang kami selalu terkendala konsistensi. Jadi, kalau ada produk bikin satu bagus, dua bagus, tiga masih bagus, terima pesanan sepuluh ambyar. Jadi konsistensi ini yang perlu terus menerus kami dampingi,” jelas dia. (mcr21/jpnn)
UMKM wajib konsisten menerapkan kualitas hasil produksi agar bisa memperoleh pembiayaan dan bertahan dengan kondisi ekonomi yang terus berubah.
Redaktur : Danang Diska Atmaja
Reporter : Romensy Augustino
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News