Cerita Anak Pasutri Tunanetra Semarang Ditolak Jalur Afirmasi PPDB SMA: Kecewa, Orang Mampu Malah Keterima
![Cerita Anak Pasutri Tunanetra Semarang Ditolak Jalur Afirmasi PPDB SMA: Kecewa, Orang Mampu Malah Keterima - JPNN.com Jateng](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2024/07/06/ilustrasi-protes-regulasi-ppdb-foto-ricardojpnncom-sgxuf-7c62.jpg)
Kriteria yang masuk dalam sistem PPDB 2024 pada jalur afirmasi hanya tiga yaitu, P1 (miskin ekstrem), P2 (sangat miskin), dan P3 (miskin). Karena tak masuk kategori itu, Vita tertolak sistem saat tahapan pembuatan akun.
"Saya klik opsi pilihan anak tidak mampu. Tetapi setelah diklik tidak bisa," kata Vita, menceritakan gagal mendaftar sekolah negeri, Sabtu (6/7).
Tak berhenti di situ, Vita mencoba berkonsultasi dengan petugas PPDB di dua satuan pendidikan yang dituju. Namun, upayanya tak membuahkan hasil.
Termasuk ketika berharap menemukan solusi atas permasalahannya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng dan Dinas Sosial (Dinsos) Jateng. Dua instansi pemerintah ini pun saling lempar tanpa ada solusi.
Hingga hari akhir pendaftaran PPDB 2024 ditutup, persoalan yang dialami remaja putri itu tak kunjung terpecahkan.
"Saya ke sekolah berkali-kali, kalau ke dinas pendidikan sekali, dua kali ke dinsos, tetapi juga tidak bisa, alasannya karena sistem," ujarnya.
Mendengar anaknya terancam tak bisa mengenyam pendidikan jenjang menengah atas, sang ibu merasa sedih dan amat kecewa dengan regulasi yang berlaku pada sistem PPDB 2024.
Uminiya tak tahu harus berbuat apa lagi untuk mendapatkan keadilan bagi putri semata wayangnya agar tak putus sekolah.
Kecewa orang mampu keterima jalur afirmasi PPDB SMA 2024, begini cerita anak pasutri tunanetra Semarang yang terancam tak sekolah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News