Apakah KKN UIN Walisongo Blunder? Begini Kata Mbah Basri Penjaga Gunung Prau via Kenjuran
"Ada beberapa orang mendaki lewat sini tanpa izin, itu kan repot. Nanti kalau ada apa-apa siapa yang bertanggung jawab? Yasudah, saya yang bertanggung jawab akhirnya, terus rumah saya dibuat basecamp dan selalu saya beri arahan," jelasnya.
Kendati demikian, ia begitu menyadari terkait tanggapan negatif beberapa pihak soal pemberitaan pendaakian Gunung Prau via Kenjuran akhir-akhir ini.
"Kalau ada beberapa pihak yang marah itu wajar, karena mikirnya mungkin kalau dibuka terus ramai, Mbah e nangani sendiri kan enggak akan sanggup. Namun begini, kalau tidak boleh dibuka saya makan apa? Bahasanya mungkin gitu," ujarnya.
Puluhan tahun hidup Mbah Basri diabdikan untuk Gunung Prau. Ia secara sukarela menjadi penjaga hutan, perawat hutan, hingga penanggung jawab pendaki yang izin melalui dirinya.
Oleh sebab itu, Mbah Basri mengharapkan generasi muda bisa menggantikan perannya menjaga hutan demi masa depan yang lebih baik.
"Kalau sudah ada yang nangani ya sudah, ada ranger yang mau bertanggung jawab, tetapi ini belum ada. Biar seperti ini dulu saja," tandasnya.
Dia juga menegaskan bahwa arahan membuat plang petunjuk pendakian dan plang basecamp Gintung Makmur, memang secara langsung ia minta kepada mahasiswa KKN UIN Walisongo.
"Memang kemarin saya minta untuk buatkan plang petunjuk turun," jelasnya. (mar4/jpnn)
Geger pendakian Gunung Prau via Kenjuran, Kendal, yang diperbaiki oleh KKN UIN Walisongo, makin jelas duduk persoalannya. Mbah Basri beri penjelasan begini.
Redaktur & Reporter : Sigit Aulia Firdaus
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News