Mbah Basri, 25 Tahun Menjaga Gunung Prau, Kerap Disamakan dengan Mbah Maridjan
jateng.jpnn.com, KENDAL - Di sebuah rumah berukuran sekira 15x7 meter, terpampang deretan foto-foto lama.
Ada yang dibalut dengan pigura indah, tetapi lebih banyak yang hanya dilakban untuk bisa menempel di dinding rumah.
Deretan foto-foto itu adalah gambar perjalanan Mbah Basri, warga Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Ia tinggal sendiri di rumah seluas itu. Istri dan putri semata wayangnya telah memilih pergi dari sana.
Foto Mbah Basri menerima penghargaan langsung dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, seolah menyiratkan bahwa dia bukan orang biasa.
Ya, nama Mbah Basri memang sudah familier di kalangan pencinta alam, terutama di seputaran Gunung Prau yang secara administratif masuk wilayah Wonosobo, Banjarnegara, Temanggung, Kendal, dan Batang.
Perjuangannya merawat dan menjaga hutan Gunung Prau via Kenjuran, Purwosari, Kendal, membuat siapa pun menaruh hormat pada dirinya. Baik itu dari TNI-Polri, Perhutani, aktivis lingkungan, maupun pejabat pemerintahan.
Mbah Basri bercerita bahwa aksinya merawat hutan Gunung Prau telah dilakukan selama lebih dari 25 tahun lamanya.
Mbah Basri adalah penjaga sejati hutan Gunung Prau. Ia kerap dijuluki sebagai juru kunci dan disamakan dengan Mbah Maridjan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News