Kisah Rumah Kayu di Semarang, Saksi Bisu Pertempuran Melawan Penjajah, 75 Pejuang Gugur
![Kisah Rumah Kayu di Semarang, Saksi Bisu Pertempuran Melawan Penjajah, 75 Pejuang Gugur - JPNN.com Jateng](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2024/08/16/juru-kunci-makam-syuhada-ponidi-menunjukkan-lubang-bekas-pel-2f4i.jpg)
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Sebuah rumah kayu berbentuk Limasan di Kampung Bugen, Rt 05/ RW 22, Kelurahan Tlgosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah tampak banyak sekali lubang bekas peluru senjata.
Ya, rumah tersebut merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu pertempuran melawan penjajah yang mengakibatkan gugurnya 75 orang pejuang.
Kala itu, rumah kayu milik Haji Mustofa itu diberondong senjata oleh tentara Belanda pada pertempuran 1946.
"Rumah ini sudah diwariskan kepada anak bungsu Haji Mustofa, yakni Musriatun," katanya seperti dilansir dari Antara, Jumat (16/8).
Kebetulan, Ponidi adalah menantu dari Musriatun yang sampai saat ini masih tinggal dan beraktivitas sehari-hari di rumah tersebut.
Dari luar rumah, terlihat lubang-lubang bekas peluru yang berukuran cukup besar, sementara kondisi di dalam rumah sudah cukup rapat karena ditambal dari dalam.
"Rumah ini masih asli. Dulu pernah direnovasi dengan cara ditempel (kayu, red.) dari dalam. Kalau luarnya, masih dibiarkan asli seperti ini. Biar sejarah tidak hilang," katanya.
Pertempuran pada 1946 kala itu terjadi ketika perkampungan tersebut dikosongkan oleh warga yang memilih mengungsi di daerah Grobogan karena perang.
Rumah Kayu di Semarang menjadi saksi bisu pertempuran melawan penjajah yang mengakibatkan gugurnya 75 orang pejuang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News