Kisah Rumah Kayu di Semarang, Saksi Bisu Pertempuran Melawan Penjajah, 75 Pejuang Gugur

Jumat, 16 Agustus 2024 – 09:23 WIB
Kisah Rumah Kayu di Semarang, Saksi Bisu Pertempuran Melawan Penjajah, 75 Pejuang Gugur - JPNN.com Jateng
Juru kunci Makam Syuhada Ponidi menunjukkan lubang bekas peluru di rumah kayu di Kampung Bugen, Semarang, Jawa Tengah milik mendiang Haji Mustofa yang menjadi saksi bisu peperangan melawan Belanda. (ANTARA/Zuhdiar Laeis)

"Saat itu ada 74 pejuang, yakni 72 dari Laskar Sabilillah dan dua orang dari Hizbullah. Mereka singgah di rumah ini dan menjadikan markas pertahanan karena memang kondisinya kosong," katanya.

Namun, kata dia, Belanda ternyata mengetahui dan membombardir rumah tersebut dengan senjata mitraliur dan tekidanto yang menyebabkan 74 pejuang tersebut gugur. Belanda kemudian mengubur mereka semua dalam satu lubang yang ada di depan rumah.

Namun, kata dia, oleh pemerintah kemudian dipindahkan ke samping rumah dan dibuatkan monumen berbentuk joglo mengenang para pahlawan tersebut yang kemudian dikenal dengan Makam Syuhada, sekaligus menjadi nama jalan dan daerah.

"Sekitar tahun 1960, dilakukan pembongkaran makam lagi oleh pemerintah untuk dimakamkan kembali di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal. Namun, baru 40 kerangka yang dipindahkan," katanya.

Di antara nama-nama pejuang yang gugur di tempat itu, yakni Kiai Anwar dari Solo, Kiai Tohar dari Boyolali, Kiai Sarju dari Kepatihan Solo, serta Hasan Anwar sebagai pimpinan Sabilillah dan Subakir dari Klaten sebagai pimpinan Hizbullah.

Selama ini, banyak masyarakat yang berziarah ke tempat tersebut, termasuk dari sanak keluarga pahlawan, dan masyarakat sekitar juga rutin menggelar haul setiap bulan Muharram.

"Kebetulan, peristiwa itu terjadi pada 11 Muharram 1366 Hijriah. Awalnya, haul diadakan setiap 11 Muharram, tapi sekarang pada minggu kedua bulan Muharram. Haul diisi dengan khataman Al Quran dan pengajian," kata Ponidi yang juga juru kunci Makam Syuhada.

Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Republik Indonesia, Ponidi berharap keberadaan rumah tersebut mendapatkan perhatian dari pemerintah karena merupakan saksi sejarah pertempuran melawan penjajah di Semarang.

Rumah Kayu di Semarang menjadi saksi bisu pertempuran melawan penjajah yang mengakibatkan gugurnya 75 orang pejuang.
Sumber antara
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News