Pedagang di Semarang Berharap Operasi Pasar Minyak Goreng Digelar Tiap Pekan
Pria yang akrab disapa Pak Mul Saos ini mendapatkan jatah minyak goreng kemasan 1 liter itu sebanyak tiga karton berisi 36 kemasan.
"Tapi pembeli jarang ada yang mau, paling baru ada satu dua orang," ujarnya.
Menurutnya dampak operasi pasar selain mengendalikan harga minyak goreng di pasaran juga berimbas pada sepinya pembeli. Sebab, ia menuturkan saat operasi pasar digelar terbuka untuk masyarakat.
"Mereka (pembeli) sudah pada beli saat operasi pasar kemarin, jadi sekarang sepi," terang Pak Mul.
Selain menjual minyak goreng hasil operasi pasar, Pak Mul juga menjual minyak goreng premium. Namun, harga yang dijualnya jauh dari harga eceran tertinggi (HET).
"Saya jual tiap 2 liter Rp 35 ribu, karena pasokannya masih langka," tuturnya.
Dalam seminggu, ia hanya mendapatkan tidak lebih dari 15 kemasan 2 liter minyak goreng premium dari pemasok atau distributor.
"Barangnya masih susah, saya hanya dapat 12 bungkus kemasan 2 liter. Dari sana sudah tinggi harganya," ucap Pak Mul.
Pedagang Pasar Peterongan Semarang berharap pemerintah bisa menggelar operasi pasar minyak goreng tiap pekan untuk stabilkan harga.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News