Puluhan Sapi Terjangkit PMK di Semarang, Peternak Diminta Lapor Cepat
jateng.jpnn.com, SEMARANG - Dinas Pertanian (Distan) Kota Semarang melaporkan bahwa hingga Rabu (15/1) sore, terdapat 50 kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi.
Dari jumlah tersebut, 47 kasus aktif masih dalam penanganan, sementara tiga ekor sapi dilaporkan mati akibat penyakit ini.
Kepala Distan Kota Semarang Shoti'ah menyebutkan kasus-kasus ini tersebar di dua kecamatan, yaitu Banyumanik dengan 33 kasus aktif dan tiga kematian, serta Mijen dengan 14 kasus aktif.
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, Distan Semarang telah melakukan berbagai langkah, seperti karantina bagi hewan yang sakit, vaksinasi untuk hewan sehat, serta komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada peternak.
"Teman-teman di lapangan sudah bergerak melakukan pengobatan dan KIE. Kami juga mendapat 200 dosis vaksin PMK yang diberikan mulai 13-15 Januari, khususnya di wilayah sentra peternakan seperti Gunungpati yang belum terpapar PMK," jelas Shoti'ah.
Dia menegaskan vaksinasi hanya diberikan kepada ternak yang sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka terhadap infeksi PMK. Adapun wilayah Banyumanik dan Mijen masih dalam tahap pengobatan kasus aktif.
Shoti'ah mengimbau para peternak untuk tidak panik karena PMK dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat. Dia juga meminta peternak aktif melaporkan jika menemukan gejala PMK di ternak mereka.
"Peternak harus menjaga kebersihan kandang, memberikan pakan yang cukup, serta memastikan ternak mendapat vitamin agar tetap sehat," ujarnya.
Dinas Pertanian (Distan) Kota Semarang melaporkan bahwa hingga Rabu (15/1) sore, terdapat 50 kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News