2 Sisi Dokter Sunardi, dari Menunggak Iuran sampai Pujian soal Kedermawanan

Senin, 14 Maret 2022 – 08:38 WIB
2 Sisi Dokter Sunardi, dari Menunggak Iuran sampai Pujian soal Kedermawanan - JPNN.com Jateng
Para pelayat menaikkan jenazah dr Sunardi ke ambulans yang membawanya ke Tempat Pemakaman Muslim Polokarto, Sukoharjo, Kamis (10/03). Foto: Romensy Agustino/JPNN.com

jateng.jpnn.com, SUKOHARJO - Kematian seorang dokter warga Sukoharjo, Sunardi, menyisakan polemik. Media sosial masih riuh oleh berbagai komentar yang meragukan maupun meyakini pria kelahiran 10 Mei 1968 itu terlibat terorisme.

Laporan Romensy Augustino, Sukoharjo

RABU (10/3) malam, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyergap Sunardi di Dukuh Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Rabu (10/03) malam.

Konon warga RT 03/RW 07 Dukuh Bangunsari, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, itu sebagai sosok penting di Jamaah Islamiyah (JI).

Jenazah Sunardi dimakamkan di Tempat Pemakaman Muslim Polokarto, Sukoharjo, Kamis (10/03) malam. Dia meninggalkan seorang istri dan empat anak.

Banyak orang yang mengaku mengenal Sunardi dan menganggapnya sebagai sosok dermawan serta suka membantu. Namun, ada pula warga yang menganggapnya tidak pernah bersosialisasi.

Ketua RT di tempat Sunardi berdomisili, Bambang Pujiana, menyebut warganya itu bersikap tertutup dan tidak tertib administrasi kampung.

Bambang yang menjadi ketua RT sejak 2019 menyatakan Sunardi tidak pernah mengikuti kegiatan warga. Saat warga menggelar kegiatan kampung, Sunardi tidak pernah ikut bergabung maupun sekadar bersosialisasi dengan para tetangganya.

Dokter Sunardi seolah punya dua wajah. Dia dikenal tertutup di satu sisi, tetapi sering melakukan aksi sosial di sisi lain.
Facebook JPNN.com Jateng Twitter JPNN.com Jateng Pinterest JPNN.com Jateng Linkedin JPNN.com Jateng Flipboard JPNN.com Jateng Line JPNN.com Jateng JPNN.com Jateng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News