2 Sisi Dokter Sunardi, dari Menunggak Iuran sampai Pujian soal Kedermawanan

"Saya tidak tahu alasannya apa, orangnya itu tertutup dan pendiam," kata Bambang saat ditemui JPNN.com, Sabtu (12/3).
Menurut Bambang, Dokter Sunardi juga tidak membayar iuran untuk kegiatan warga. Oleh karena itu, Sunardi tidak dimasukkan ke WhatsApp Group (WAG) warga.
Memang Sunardi sering beribadah di masjid setempat. Bambang pun kerap bertemu Sunardi di masjid. Namun, tutur Bambang, selama ini Sunardi tidak pernah mengobrol dengan warga.
"Setahu saya, dia tinggal dengan istri dan empat anaknya yang sudah besar," kata Bambang.
Sebagai dokter, Sunardi membuka praktik di rumahnya. Namun, Bambang mengatakan tempat praktik itu sepi.
"Tidak ramai pasien yang datang," tutur Bambang.
Walakin, di tempat lain justru Sunardi dianggap sebagai sosok yang baik. Dokter lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu dikenal sebagai pribadi dermawan, suka menggratiskan biaya pengobatan pasien, dan sering terlibat berbagai aksi sosial.
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS Reviono mengatakan selama ini Sunardi dikenal sebagai sosok yang baik. Reviono mengaku menerima informasi soal itu dari grup WA alumnus FK UNS.
Dokter Sunardi seolah punya dua wajah. Dia dikenal tertutup di satu sisi, tetapi sering melakukan aksi sosial di sisi lain.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jateng di Google News